Institusi dalam pendidikan Islam bermula dari halaqoh-
halaqoh yang dibuat Nabi kemudian seiring dengan perkembangan zaman lahirlah
lembaga-lembaga pendidikan mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling
lengkap sehingga menunjang keintektualitas peserta didik
Lembaga–lembaga itu memiliki berbagi aspek yang harus
dipenuhi sebagai sarana untuk mencetak manusia muslim yang sejati. Diantaranya
adalah pendidik, kurikulum, sarana pendidikan dan sebagainya.
Secara filosofis ilmu pendidikan Islam dapat diartikan
sebagai proses pendidikan yang di dasari nilai-niai Islam yang bersumber
al-Qur’an dan Sunnah. Dengan pikirannya, manusia diperintahkan untuk menggali
nilai-nilai di dalam al- Qur’an dan Sunnah tentang ilmu pengetahuan. Karena
dengan ilmu pengetahuanlah manusia bisa memahami fenomena alam sekitarnya
sehingga menjadi bekal dalam menjalani hidup sebagai hamba Alloh dan
khalifatulloh. Dan dengan pengetahuan dan teknologi yang dimikinya manusia
disuruh untuk memahami alam semesta sejauh kemampuan rasionya.
Dalam operasionalnya ilmu pendidikan Islam berorientasi pada
pemahaman kepada Alloh yang maha mengetahui sebagai sumber dari segala ilmu
pengetahuan. Selain itu adalah pengembangan kehidupan sosial dalam masalah
muamalah dengan masyarakat. Dan pengembangan alam sekitar yang memiliki
kekayaan untuk digali dan diolah untuk kesejahteraan dunia-akhirat.
H. MODEL PENDIDIKAN ISLAM
Model ilmu pendidikan Islam secara teoritis berbicara aspek
filosofis, epistemologi, dan pedagogis yang dalam operasionalnya berorientasi
pada berikut:
1. Materi disesuaikan dengan tuntutan sosiokultural masa
kini. Materi kurikulum mengandung tantangan untuk berfikir kritis dan pelajaran
tajam sebagi pendorong berfikir kritis ilmiah menuju perkembangan pribadi
muslim yang harmonis sesuai tuntunan Tuhan dan masyarakat.
2. Pendidik menganggap anak didik sebagai sumber
pengetahuan, subjek dan partner dalam proses belajar mengajar.
3. Peserta didik melakukan dialogis dengan berbagai pihak
dalam proses belajar mengajar dan menghayatinya kemudian merevisi sikap
pandangannya sendiri.
a. Model Pendidikan Islam dengan pendekatan
Sistem:
1. Secara sistemik manusia dipandang sebagai makhluk
integralistik
2. Secara pedagogis pendidikan Islam sebagai pengembang
potensi dasar secara integral antara rohani dan jasmani untuk membentuk manusia
muslim.
3. Secara institusional pendidikan Islam adalah bentuk
pendidikan yang bejenjang
4. Secara kurikuler pendidikan Islam mengarahkan seluruh
komponen dan faktor-faktor pendukung pendidikan untuk mewujudkan cita-cita
Islami.
b. Pendekatan Pedagogis dan Psikologis
Dengan pendekatan ini pendidikan menganggap manusia sebagai
makhluk yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan baik secara
jasmani dan rohani. Menurut para pemikir pendidikan baik muslim atau non-muslim
potensi dasar yang dimiliki anak yang dan berkembang ini hanya dapat dilakukan
dengan proses pendidikan. Dimana pendidikan adalah mengarahkan dan melatih
peserta didik untuk mewujudkan cita cita Islami yaitu mencetak pribadi muslim
yang memiliki intelektualitas tinggi dan berbudi luhur.
Pendekatan sistem ini
menganalisis lima unsur pendidikan yaitu:
1. Pendidik, dalam hal ini seorang pendidik harus memenuhi
sebagai seorang pendidik yang ideal. Dia harus matang dalam hal keilmuan,
akhlak, dan sebagainya sebagai penunjang untuk menjadi pendidik yang
berkualitas. Karena dialah yang akan menentukan akan jadi apa peserta didiknya
nanti disamping potensinya sendiri yang akan menentukan hidupnya. Tapi sedikit
banyak seorang guru akan memiliki pengaruh kepada sang murid.
2. Anak didik diposisikan sebagai objek pendidikan yang
sedang megalami perkembagan jasmani da rohani dengan potensinya yang bersifat
fitrah. Perkembangan itu hanya bisa optimal bila dilakukan dengan proses
pendidikan yang berkesinambungan dan menggunakan metode konvergensi akan
menghasilkan hasil yang optimal.
3. Alat pendidikan adalah sarana yang penting dalam
menunjang mutu pendidikan. Dalam pendidikan Islam, alat pendidikan bisa berupa
fisik atau non-fisik yang terseleksi mana yang lebih berguna. Disamping itu
harus mengandung nilai efektif dan efisien yang diperoleh secara halal sesuai
dengan norma- norma Islam.
4. Lingkungan yang bersinggungan langsung dengan anak didik
sangat mempengaruhi anak didik. Untuk itu lingkungan yang baik adalah
lingkungan yang bersifat mendidik dan bisa memperlancar jalannya pendidikan
dehingga cita-cita pendidikan dapat terwujud.
5. Tujuan pendidikan Islam adalah suatu cita-cita yang
dirumuskan bagi keberlangsungan anak didik masa depan. Sehingga tujuan
pendidikan Islam harus berorientasi pada peningkatan keimanan dan ketakwaan
untuk menghasilkna muslim yang baik sehingga bahagia dunia akhirat.
c. Model Pendidikan
Islam dengan pendekatan Spiritual
1. Dalam pandangan agama manusia diberi dua pilihan yaitu
jalan sesat yang mejerumuskan ke jurang nista dan jalan kebenaran yang menuntun
manusia menuju keridhaan Alloh. Sehingga merasakan bahagia dunia-akhirat.
2. Proses pendidikan harus mengarahkan peserta didik menjadi
manusia yang dedikatif dan berserah diri kepada Alloh. Materi pendidikan harus
mengarahkannya dari asal- usul manusia sehingga dia akan mengerti arti hidup.
3. Kurikulum materi pendidikan harus mengandung nilai-nilai
Islami.
4. Strategi operasional pendidikan adalah meletakkan anak
didik dalam posisi pendidikan seumur hidup. d. Model Pendidikan Islam dengan
pendekatan Historis.
Dilihat dari segi historis ada empat aspek ciri pokok
perkembangan pendidikan yang releven, sejalan dan seirama, yaitu ideal,
institusional, dan materiil. Ada tiga aspek pendidikan dengan pendekatan
sejarah, secara pedagogis anak didik diletakkan pada posisi sentral untuk
mengembangnkan kemampuan menciptakan hidup bernilai sejarah dengan mengkaji
sejarah masa lalu. Secara kurikuler anak didik dikenalkan pasang surut
kehidupan , positif-negatifnya dan tokoh-tokoh sejarah. Sedangkan secara
epistemologi anak diarahkan menangkap makna kehidupan
sejarah. Sehingga bisa mengaktualisasikan dalam
kehidupannya. Karakteristik historis pendidikan Islam:
1. Masa Nabi: berorientasi pada pengajaran tauhid dan
berbentuk halaqah
2. Sahabat: berbentuk halaqah dan pendidikan diserahkan pada
oangtua anak
3. Masa kerajaan: mengalami perubahan dengan bertambah
luasnya daerah dan pengaruh dari luar arab. Muncul madrasah-madrasah yang
operasionalnya berbeda setiap daerah.
4. Kemunduran: pendidikan mengalami kemunduran seiring
dengan tertutupnya pintu ijtihad. Disamping itu karena semua wilayah Islam
terjajah bangnsa barat jadi pendidikan pun tak terurus.
5. Kemerdekaan: dengan bangkitnya umat Islam dan banyaknya
ilmuwan muslim yang bangkit, pintu ijtihad terbuka kembali pendidikan pun mulai
bangkit kembali. Pendidikan yang dulu hanya berorientasi pada agama mulai
memasukkan ilmu pengetahuan sekuler dalam kurikulum pendidikan
. I. MATERI PENDIDIKAN ISLAM
Para tokoh pendidikan Islam masa lalu membagi ilmu menjadi
beberapa bagian. Al- Farabi membagi materi menjadi ilmu bahasa, sains
persiapan, fisika dan metafisika, dan ilmu kemasyarakatan. Ibnu Kholdun membagi
menjadi ilmu syariah, filsafat, ilmu alat yang membantu agama dan ilmu alat
yang membantu faldafah. Sedangkan secara umum al-Ghazali membagi menjadi ilmu
fardu ‘ain (agama: al-qur’an, hadits dan ilmu bahasa) dan fardu kifayah (dunia:
sains dan sosial). Dan Ibnu Sina membagi
menjadi ilmu teori (mipa dan ) dan ilmu praktik (akhlak dan
politik).
Dalam penyusunan kurikulum pendidikan Islam harus
memperhatikan prinsip- prinsip berikut:
1. mengandung materi yang berfungsi mampu membantu siswa
untuk mencapai tujuan hidup Islami
2. mengandung tata nilai Islam
secara intrinsik dan ekstrinsik sehingga mampu
merealisasikan tujuan pendidikan Islam
3. metode sesuai dengan pendidikan Islam
4. kurikulum, metode dan tujuan harus saling berkaitan agar
seimbang.
Beberapa kategori kurikulum pendidikan islam:
1. ilmu dasar yang membahas al-Qur’an dan Hadits
2. ilmu sosial yang membahas kemasyarakatan
3. ikmu alam yang termasuk ilmu pasti dan teori
0 komentar:
Posting Komentar